Dialog publik yang dilakukan oleh Taman Margasatwa Ragunan (TMR) beberapa waktu lalu menghasilkan beberapa usulan. Salah satunya adalah memberikan waktu libur satu hari dalam satu minggu untuk seluruh hewan yang ada di dalamnya.

Hashim Djojohadikusumo, Ketua Dewan Pengawas Ragunan, menjelaskan, usulan hari libur bagi satwa di TMR mempertimbangkan beberapa hal, yakni memudahkan pengaturan pakan satwa, pengendalian polusi suara bagi satwa, dan kesejahteraan satwa.

“Dalam semangat itu, dewan pengawas menugaskan pengelola TMR untuk memproses pelaksanaan kesepakatan dialog publik, mulai dengan menentukan libur satwa setiap hari Senin di setiap pekan,” ujar Hashim dalam siaran pers, Selasa (12/11/2013).

Pada hari libur tersebut, lanjut Hashim, pengelola diberikan waktu untuk melakukan perawatan, pelatihan sumber daya manusia, dan lainnya. Dengan demikian, kualitas pelayanan pun kian prima.

Tidak hanya hari libur, dialog publik juga mengusulkan pengelola TMR untuk menambah jumlah dokter serta perawat satwa di TMR, memperbaiki manajemen perawatan satwa, serta membuat habitat yang sehat serta mendukung kehidupan bagi satwa liar. Kendati demikian, Hashim mengakui belum dapat mengerjakan seluruhnya bersamaan. Secara bertahap, usulan-usulan tersebut akan dilaksanakan ketika sejumlah faktor pendukung telah siap.

“Saya sadar, ada berbagai aturan birokratif dan prosedur yang harus dipenuhi. Untuk hasil maksimal, kita perlu inovatif,” ujarnya.

Hashim menjelaskan, usulan-usulan tersebut baik untuk rencana revitalisasi TMR. Usulan tersebut merupakan standar internasional yang telah diterapkan kebun binatang di negara-negara lain. Usulan itu dilakukan demi diterimanya TMR di dunia internasional.

“Ini wujud tekad kita menjadikan TMR sebagai kebun binatang kebanggaan Indonesia, tidak hanya Jakarta. Maka, mohon dukungan publik untuk upaya ini. Kalau negara lain bisa, Indonesia pun pasti bisa,” ucap Hashim. (Fabian Januarius Kuwado/KOMPAS.com 13 Nov 2013)