Siaran Pers 28 Juni 2013
INDONESIA SELENGGARAKAN WAYANG-WORLD PUPPET CARNIVAL 2013
“Gagasan Wayang World Puppet Carnival muncul pada waktu PEPADI mengirim peserta ke WPC di Kazakhstan bulan September 2012 di Kota Almaty. Saya memimpin Team Wayang Indonesia tersebut dengan menampilkan 2 jenis wayang yakni Wayang Kulit Purwa gaya Surakarta dan Wayang Sandosa. Disana saya berpikir kenapa Kazakhstan negara yang relatif muda (baru berumur 20 tahun) dengan penduduk hanya 18 juta mampu menyelenggarakan Festival International yang diikuti oleh 23 negara. Jawabannya adalah karena hal itu merupakan pengejawantahan Visi para Pemimpin Negara tersebut yang menganggap budaya adalah sangat penting bagi pembangunan peradaban sebuah bangsa,” Kata Ekotjipto, Ketua Umum Persatuan Pedalangan Indonesia dalam jumpa pers di Jakarta (28/6).
“Bertolak dari pemikiran tersebut saya bicara dengan Sdr. Rod Petrovic Direktur Artistik dari WPC, apakah Anda mau membantu bila saya dan kawan-kawan menyelenggarakan Festival Internasional semacam ini di Indonesia? Dia sangat antusias karena dia telah mempelajari Indonesia sebagai tempat wayang yang telah diakui UNESCO sebagai heritage dunia,” Ungkap Ketua Umum PEPADI.
Dalam perkembangannya, PEPADI bersama dengan teman-teman dari SENA WANGI mematangkan konsep Festival tersebut yang kemudian ditetapkan namanya Wayang World Puppet Carnival. Event ini bukan merupakan seri dari WPC tetapi memang dibuat atau diciptakan oleh Indonesia sebagai event yang diselenggarakan di Indonesia dan Wayang adalah budaya seni tradisi asli Indonesia. Guna mendapatkan dukungan terhadap gagasan, konsep dan pendanaan kami pergi ke Pak Hashim Djojohadikusumo sebagai pendiri YAD untuk menyampaikan gagasan tersebut. Pak Hashim, beliau adalah Penasehat PEPADI menyambut sangat positif terhadap gagasan dan konsep WWPC dan mendukung penuh termasuk didalam membantu pembiayaan. YAD adalah sebagai pendukung utama WWPC dan tentunya dibantu oleh sponsor-sponsor lain.
Jadi WWPC adalah brand Indonesia. WPC sendiri yang dipimpin oleh Sdr. Rod Petrovic dalam hal ini adalah counterpart kami bersama Bravo Fest (agency) yang menghadirkan para peserta dari sejumlah negara di dunia.
Maksud dan tujuan menyelenggarakan WWPC adalah pertama ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah Home of Wayang. Kedua diharapkan WWPC dapat memicu sebuah gerakan nasional kembali cinta budaya tradisi.
Disamping festival yang diikuti oleh ± 40 negara termasuk Indonesia, kami akan menampilkan khazanah Wayang Indonesia dengan dalang-dalang pilihan sebagai pergelaran yang non kompetisi. Termasuk dalang-dalang besar seperti Ki Anom Suroto, Ki Manteb Sudarsono, Ki Asep Sunandar akan kami tampilkan.
Pembukaan akan dilakukan dalam bentuk karnaval mengiringi para peserta yang akan menampilkan talents dari Jember Fashion Carnaval. “Kami sangat mengharapkan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono berkenan membuka WWPC 2013. Dukungan masyarakat dan kehadiran Presiden sebagai pemimpin bangsa Indonesia akan menjadi sebuah dorongan dan dukungan bagi dunia Wayang Indonesia yang telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia,” ungkapnya lagi.
Seperti dikemukakan sebelumnya WWPC 2013, terselenggara dengan dukungan penuh dari Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) pimpinan Bapak Hashim Djojohadikusumo. “YAD memberi perhatian yang sangat besar bagi upaya pelestarian alam dan budaya Indonesia dalam segala bidang termasuk sejarah, seni pertunjukan, tradisi dan pendidikan di bidang-bidang tersebut,” kata Catrini Kubontubuh, Direktur Eksekutif YAD yang menyampaikan sambutan mewakili Bapak Hashim Djojohadikusumo. “Kebudayaan adalah salah satu benteng terakhir yang menjadi perekat penjaga persatuan dan kesatuan, serta menjadi tolok ukur peradaban suatu bangsa. “Dukungan YAD pada WWPC 2013, adalah wujud komitmen tinggi dan sekaligus ajakan bagi semua pihak untuk terlibat aktif dalam upaya pelestarian budaya Indonesia,” tegasnya.
Rangkaian kegiatan WWPC 2013, akan mencakup berbagai kegiatan yang dilakukan mulai Juni – Agustus 2013, berupa penyelenggaraan berbagai seminar di berbagai kampus universitas di daerah dan menggelar pertunjukan wayang di pusat perbelanjaan modern maupun di tempat lain. “Dengan cara ini diharapkan pengetahuan dan kecintaan masyarakat terhadap seni dan budaya bangsa sendiri akan meningkat dan berwujud dalam bentuk partisipasi untuk melestarikannya,” ungkap Ekotjipto lagi.
“Puncak kegiatan selama satu minggu dibulan September akan diisi lebih dari sedikitnya 83 pertunjukkan, pemutaran film dan video. Selain itu juga akan digelar satu seminar dengan tema ‘Puppets in the 21st Century’ (4/9) dan satu lokakarya dengan tema ‘Wayang Heritage of UNESCO’ (6/9) dan pergelaran wayang Indonesia oleh dalang-dalang kondang seperti Ki Anom Suroto, Ki Manteb Sudarsono dan Ki Asep Sunandar. Karya para peserta yang dipagelarkan akan mendapatkan penghargaan dan jurinya terdiri dari lima orang yaitu: Jerry Bickel (Amerika Serikat), Rod Petrovic (Czech Republic), Mari Boyd (Japang), Meddal Sid Achmed (Afrika), dan DR. Suyanto dari Indonesia,” jelas Ekotjipto.
Peserta WWPC 2013 akan datang dari berbagai benua dan didominasi terutama dari kawasan Eropa Timur dan Amerika Latin. Data panitia mencatat peserta dari Argentina, Chili, Brazil, Kolombia, Mexico,
Venezuela, Ekuador, Portugal, Ukraina, Mongolia, Estonia, Cyprus, Czech, Slovakia, Belarus, Serbia, Rumania, Rusia, Bulgaria, Hungaria, Finlandia, Belgia, Perancis, Jerman, Yunani, India, Mesir, Inggris, Iran, Italia, Jepang, Korea, Malaysia, Myanmar, Belanda, New Zealand, Singapura, Afrika Selatan, Spanyol, Bangladesh, Thailand, Tunisia, Pilipinna, Amerika Serikat, Kanada, Vietnam dan Australia selain dari Indonesia.
“Antusiasme peserta dari berbagai negara menjanjikan sebuah kesempatan pertukaran budaya diantara para peserta dan juga penonton, bahkan memberi kesempatan kepada Indonesia menunjukkan pada dunia, bahwa wayang merupakan unsur penting dalam budaya Indonesia,” tegas Ekotjipto menutup sambutannya.
Tentang Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI)
Persatuan Pedalangan Indonesia adalah organisasi profesi yang beranggotakan seniman pedalangan yang didirikan pada 14 April 1971. Didirikan dengan Visi dan misi pelestarian dan pengembangan seni pedalangan. Saat ini beranggotakan tidak kurang dari 10 ribu seniman pedalangan yang tersebar di berbagai daerah Indonesia terdiri dari Dalang, Pesinden, Pengrawit dan Pembuat Wayang. Kepengurusan PEPADI saat ini adalah Ekotjipto sebagai Ketua Umum PEPADI, dan Hashim Djojohadikusumo duduk sebagai Penasehat.
Tentang Yayasan Arsari Djojohadikusumo (d/h YKHD)
Dibentuk di awal 2006 dengan nama Yayasan Keluarga Hashim Djojohadikusumo (YKHD). Kemudian sejak 1 November 2009 menggunakan nama Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD). Yayasan ini merupakan pengembangan dari berbagai kegiatan sosial pribadi keluarga Hashim Djojohadikusumo. Kegiatan Yayasan Arsari Djojohadikusumo antara lain adalah: 1. Memberi bantuan di bidang pendidikan dan beasiswa pendidikan untuk SD, SMP, dan SMK secara umum dan S1, S2, serta S3 di bidang Sastra Indonesia, Sastra Nusantara, Arkeologi, Paleoantropologi dan Sejarah, membangun berbagai sarana dan prasarana pendidikan, memberi penghargaan dan peningkatan kesejahteraan bagi para pendidik; 2. Meningkatkan kesehatan dan gizi anak-anak dari kalangan masyarakat kurang mampu; 3. Membantu upaya pelestarian budaya seperti museum dan benda-benda bersejarah; 4. Bantuan bencana alam dan 5. Penyelamatan Gajah Sumatra, Orangutan Borneo, dan Beruang Madu di Kalimantan serta Harimau Sumatera.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:
Armijn Navaro Arya Subamia
Tel : +62 877 99559 Tel. : +62 811 919995
Email : sekretariat_pepadipst@yahoo.com Email : arya@yad.or.id