Keraton Kadariah Pontianak, Kalimantan Barat, kurang terawat. Sejumlah koleksi, seperti kursi dan pakaian Kesulatanan Pontianak, risak serta sampah berserakan di halaman keraton. Dinding keraton juga sudah lapuk. Padahal, Keraton Pontianak merupakan peninggalan bersejarah dan obyek pariwisata menarik di Kalimantan barat.
Pantauan Kompas, Selasa (7/1), di sejumlah lemari tmpat menyimpan barang-baranmg peninggalan keratorn, seperti guci, gelas, dan piring dari kerasmik, terdapat banyak debu. Koleksi buku-buku keraton juga sudah lapuk.
Susunan barang-barang di dalam lemari pun tidak rapi. Padahal, barang-barng di dalamnya bernilai sejarah tinggi yang berusia ratusan tahun. “Koleksinya sudah tidak utuh lagikarena diambil Jepang pada zaman penjajahan,” kata pengurus Keratorn Kadariah, Sarifah Aisah.
Sarifah menuturkan, biaya perawatan keraton sangat minim sehingga tidak cukup untuk mengelola dan merawat keraton secara optimal. Selain itu, pengunjung yang datang tidak semuanya memiliki kesadaran menjaga koleksi keraton. Sarifh masih sering menemui pengunjung yang memegang koleksi keraton seharusnya tidak boleh disentuh.
Pengnjung Keraton Kadariah asal Kabupaten Kyong Utara, Widodo (48) menyayangkan kondisi keraton yang tidak terawat. Menurut dia, jika dikelola dan ditata dengan baik, keraton itu bisa menjadi daya tarik pariwisata Kalbar. “Nilai sejarah dan pendidikannya sangat tinggi, terutama bagi pelajar,”katanya. (Kompas, 8 Januari 2014/ESA)