Dharmasraya, 12 September 2019 – Setelah melewati hari-hari rehabilitasi yang cukup lama di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD), akhirnya 2 individu beruang madu (Helarctos malayanus) bernama John dan Sawitri kembali ke alam liar, yakni ke Area Konservasi Prof. Soemitro Djojohadikusumo.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui BKSDA Sumatera Barat bekerja sama dengan Yayasan ARSARI Djojohadikusumo (YAD) melalui PR-HSD, dan para pihak terkait lainnya telah melakukan serangkaian proses rehabilitasi terhadap John dan Sawitri hingga siap dilepasliarkan ke habitat aslinya. Manajer Operasional PR-HSD, Drh. Saruedi Simamora mengatakan bahwa John dan Sawitri menjalani rehabilitas di PR-HSD sejak 8 November 2017 sampai dengan 12 September 2019. Saat itu, dua individu beruang madu ini diserahkan dari masyarakat ke BKSDA Sumatera Barat dan kemudian dititipkan ke PR-HSD untuk memulai masa rehabilitasnya.
“John dan Sawitri berada di PR-HSD selama 1 tahun 10 bulan dan 4 hari. Dan selama di PR-HSD, dua individu beruang madu ini ditempatkan dalam satu kandang. Hal ini dilakukan karena John masih memiliki insting liar. Sedangkan Sawitri sudah terbiasa dengan manusia. Sehingga diharapkan John bisa menjadi tutor bagi Sawitri untuk mengembalikan insting liarnya” ungkap Saruedi.
Selain itu, lanjutnya, penempatan dua individu beruang madu dalam satu kandang ini juga bertujuan untuk pengayaan sosial yang bisa mengurangi tingkat stress bagi satwanya.Dalam kesempatan yang sama, Drh. Kartika Amarilis selaku anggota tim medis PR-HSD yang akrab disapa Tika mengatakan, selama John dan Sawitri menjalani masa rehabilitas, tim medis memperkenalkan pakan yang berada di alam kepada dua individu beruang madu tersebut.
“Kami di PR-HSD memberikan pakan yang ada di alam kepada John dan Sawitri, seperti serangga kecil, sarang semut, madu berserta sarangnya dan lain-lain”, ujar Tika.
Tika juga menambahkan, selain pemberian pakan dari alam, intensitas perjumpaan dengan manusia pun diminimalisir. Hal ini dimaksudkan agar insting liar John dan Sawitri semakin baik.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BKSDA Sumatera Barat, Erly Sukrismanto menyambut baik kegiatan lepas liar ini dan memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah membantu prosesnya yaitu selain PR-HSD adalah PT Tidar Kerinci Agung (TKA) dimana PR-HSD berlokasi di area perusahaan tersebut, serta tim dari Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo (AK-PSD) beserta Wanadhyaksa (pasukan pengaman hutan dari tim AK-PSD).
“Pelepasliaran John dan Sawitri pada 12 September 2019 ini merupakan proses kerjasama berbagai pihak. Dan prosesnya juga tidak akan berhenti sampai lepas liar saja. Karena setelah dilepasliarkan, John dan Sawitri akan terus dipantau dengan melakukan monitoring di sekitar area pelepasliaran” ucap Erly.
Selain melakukan monitoring, lanjutnya, BKSDA Sumatera Barat dan PR-HSD akan tetap memasok pakan di area lepas liar bagi John dan Sawitri karena lepas liar dua individu beruang madu tersebut tergolong soft release, dimana pasokan pakan tersebut akan dihentikan secara bertahap.
Dengan dilakukannya lepas liar John dan Sawitri diharapkan dapat berkontribusi bagi kelestarian satwa endemik indonesia khususnya beruang madu, serta menambah keanekaragaman fauna di Area Konservasi Prof. Soemitro Djojohadikusumo. (*TS)
terimakasih bermanfaat infonya