Hashim Djojohadikusumo: Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe
Author: Inajati Adrisijanti, Djaliati Sri Nugrahani Category: Pendidikan Publisher: Yayasan Arsari Djojohadikusumo Published: ISBN: 978-602-92251-3-1Sebuah kesempatan langka bagi kita bisa berjumpa dengan orang yang mudah diterima oleh semua kalangan. Bukan sekadar diterima karena kesantunannya, ia bahkan mampu menjadi seorang yang disegani dengan karakter tegas yang membuat orang selalu memandang hormat. Ada yang menyebut “pesona” semacam ini sebagai pemberian atau talenta dari Sang Pencipta. Namun, ada pula yang menyebut ini hanyalah soal kebiasaan bersikap positif yang telah dibentuk dari keseharian di masa
kecil. Dari sekian banyak karakter, hampir bisa dipastikan, seorang Hashim Djojohadikusumo memiliki kualitas tersebut. Ia telah menjadi “magnet” yang disuka banyak orang. Senantiasa dijadikan sebagai pemimpin, walau tidak memangku jabatan
formal yang berhubungan langsung dengan setiap orang. Selain itu, ia bisa menjadi sahabat paling nyaman untuk berbagi dan menggali inspirasi terhadap berbagai topik kehidupan. Karakter semacam ini tepat dijadikan teladan dan sekaligus bisa dikagumi dengan segala yang dilakukan. IXhashim djojohadikusumo :sepi ing pamrih rame ing gawe Sepi ing pamrih, rame ing gawe, adalah sebuah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan Bapak Hashim dengan segala kiprahnya. Rintisan kegiatan sosial dan sumbangsih bagi dunia pendidikan telah dilakukannya bersama-sama keluarga sejak lebih dari dua puluh tahun yang lalu. Kini, sumbangsihnya terus berlanjut dalam beragam kegiatan sosial, pendidikan, pelestarian budaya dan pelestarian lingkungan khususnya satwa liar melalui Yayasan ARSARI Djojohadikusumo yang dipimpinnya. Sumbangsih yang berangkat dari kepedulian, dan terbayarkan dengan kepuasan hati ketika tunas-tunas kebajikan telah tersemai di berbagai pelosok Indonesia. Saya sangat mengapresiasi gagasan penyusunan tulisan para guru besar, tokoh budayawan, dan generasi muda yang terangkum dalam buku ini. Walaupun hanya akan diterbitkan secara elektronik, namun gema ketulusan para penulis yang semuanya pernah bersentuhan langsung menerima uluran kasih dari Bapak Hashim sangatlah terasa. Tunas-tunas telah tumbuh dengan subur, dan siap melanjutkan teladannya dalam senantiasa memberi yang terbaik bagi Indonesia. Tentunya masih banyak kisah lain yang belum terangkum di sini, namun untaian panjang rame ing gawe terus berlanjut di dunia nyata dan menjadi bukti ketulusan sepi ing pamrih yang tidak mengejar publisitas. Tetaplah demikian adanya, sampai anak dan cucu meneruskan jejak langkah mulia ini. Selamat ulang tahun Bapak Hashim, panutan kita semua. Semoga senantiasa
diberikan anugerahNya sepanjang masa dan teruslah menjadi cahaya bagi banyak orang.