Festival Trowulan Majapahit (FTM), Dukung Kampanye Pelestarian Majapahit

Festival Trowulan Majapahit (FTM), Dukung Kampanye Pelestarian Majapahit

Mandala Majapahit, Trowulan
Mandala Majapahit, Trowulan

Koran  Jakarta, 25 November 2014

“Dari dan oleh masyarakat Trowulan untuk Kerajaan Majapahit.” Itulah sebuah kalimat yang terus diserukan dalam Festival Trowulan Majapahit 2014 (FTM 2014) yang baru pertama kali diadakan di Indonesia.

Festival yang digelar pada 6 hingga 23 November tersebut merupakan bagian dari peringatan ke-721 Kerajaan Majapahit yang bertujuan melestarikan peninggalan Kerajaan Majapahit. Ya, sepanjang November, dalam setiap akhir pekan (Jumat-Minggu), masyarakat Trowulan, Mojokerto, ataupun masyarakat Indonesia pada umumnya, dimanjakan dengan berbagai pertunjukan.

Ada beberapa kegiatan yang menjadi agenda utama dalam festival yang diadakan oleh warga Trowulan bersama Mandala Majapahit (ManMa) yang merupakan pusat pelestarian peninggalan Kerajaan Majapahit yang didirikan Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) ini. Beberapa agenda tersebut ialah jelajah pusaka, gelar seni di Candi Watesumpak, ritual malam bulan purnama, wisata candi, fotografi, gelar seni di Sumur Windu Bejijong, dan jelajah Pusaka Trowulan (wisata).

“Kita mendukung Festival Trowulan Majapahit dari tahun ke tahun sebagai sebuah dedikasi bagi Indonesia,” kata Ketua Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD), Hashim Djojohadikusumo, saat membuka seminar internasional bertema “Inspirasi Majapahit” di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (22/11) lalu.

Koran Jakarta, 25 November 2014

Bukan hanya pertunjukan seni, FTM 2014 juga diisi dengan berbagai kegiatan, seperti pameran dan bazar karya kreatif warga Trowulan. “Memang begitulah seharusnya, sebuah upaya pelestarian harus juga memberi dampak bagi berkembangnya ekonomi kerakyatan demi kesejateraan masyarakat sekitar,” tutur Hashim.

Seminar internasional menjadi puncak kegiatan Festival Trowulan Majapahit (FTM) 2014, dan satu hal yang menarik adalah seminar internasional tersebut juga diadakan untuk memberikan masukan pengayaan bagi program Penelitian Arkeologi Terpadu Indonesia (PATI) yang akan memulai kegiatan penelitian lapangan di tahun 2015.

Masukan dibuka tidak hanya dari bidang arkeologi, tapi diperluas ke arsitektur, sejarah, sampai ke bidang ekonomi kreatif.

“Kalau PATI 1 dan 2 dilakukan dengan cara memberi kesempatan bagi para dosen dan mahasiswa jurusan arkeologi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, maka kali ini PATI memberi kesempatan para peserta membangun jaringan internasional, saling bertukar informasi mengenai Majaphit,” jelas Direktur Eksekutif YAD, Catrini Kubontubuh.

Tidak hanya itu, pada PATI kali ini, YAD juga memberikan peluang kepada penulis nasional dan internasional untuk mengupas lebih dalam tentang situs prasejarah Kerajaan Majapahit.  gaz/R-4

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *