Hashim Djojohadikusumo: Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe

Hashim Djojohadikusumo: Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe

Editor: Inajati Adrisijanti, Djaliati Sri Nugrahani

Tahun: 2021

Sebuah kesempatan langka bagi kita bisa berjumpa dengan orang yang mudah
diterima oleh semua kalangan. Bukan sekadar diterima karena kesantunannya, ia
bahkan mampu menjadi seorang yang disegani dengan karakter tegas yang membuat
orang selalu memandang hormat. Ada yang menyebut “pesona” semacam ini sebagai
pemberian atau talenta dari Sang Pencipta. Namun, ada pula yang menyebut ini
hanyalah soal kebiasaan bersikap positif yang telah dibentuk dari keseharian di masa
kecil.
Dari sekian banyak karakter, hampir bisa dipastikan, seorang Hashim
Djojohadikusumo memiliki kualitas tersebut. Ia telah menjadi “magnet” yang disuka
banyak orang. Senantiasa dijadikan sebagai pemimpin, walau tidak memangku jabatan
formal yang berhubungan langsung dengan setiap orang. Selain itu, ia bisa menjadi
sahabat paling nyaman untuk berbagi dan menggali inspirasi terhadap berbagai topik
kehidupan. Karakter semacam ini tepat dijadikan teladan dan sekaligus bisa dikagumi
dengan segala yang dilakukan.
IXhashim djojohadikusumo :sepi ing pamrih rame ing gawe
Sepi ing pamrih, rame ing gawe, adalah sebuah ungkapan yang tepat untuk
menggambarkan Bapak Hashim dengan segala kiprahnya. Rintisan kegiatan sosial
dan sumbangsih bagi dunia pendidikan telah dilakukannya bersama-sama keluarga
sejak lebih dari dua puluh tahun yang lalu. Kini, sumbangsihnya terus berlanjut dalam
beragam kegiatan sosial, pendidikan, pelestarian budaya dan pelestarian lingkungan
khususnya satwa liar melalui Yayasan ARSARI Djojohadikusumo yang dipimpinnya.
Sumbangsih yang berangkat dari kepedulian, dan terbayarkan dengan kepuasan hati
ketika tunas-tunas kebajikan telah tersemai di berbagai pelosok Indonesia.
Saya sangat mengapresiasi gagasan penyusunan tulisan para guru besar, tokoh
budayawan, dan generasi muda yang terangkum dalam buku ini. Walaupun hanya akan
diterbitkan secara elektronik, namun gema ketulusan para penulis yang semuanya
pernah bersentuhan langsung menerima uluran kasih dari Bapak Hashim sangatlah
terasa. Tunas-tunas telah tumbuh dengan subur, dan siap melanjutkan teladannya
dalam senantiasa memberi yang terbaik bagi Indonesia. Tentunya masih banyak
kisah lain yang belum terangkum di sini, namun untaian panjang rame ing gawe
terus berlanjut di dunia nyata dan menjadi bukti ketulusan sepi ing pamrih yang tidak
mengejar publisitas. Tetaplah demikian adanya, sampai anak dan cucu meneruskan
jejak langkah mulia ini.
Selamat ulang tahun Bapak Hashim, panutan kita semua. Semoga senantiasa
diberikan anugerahNya sepanjang masa dan teruslah menjadi cahaya bagi banyak
orang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *