Memperingati 200 tahun diterbitkannya History of Java oleh Sir Thomas Stamford Raffles pada 10 Mei 1817 di London, Yayasan Arsari Djojohadikusumo dan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia meluncurkan buku berjudul “Raffles dan Kita”. Buku ini merangkum kontribusi pandangan dari berbagai sisi tentang Raffles dan isi dari buku History of Java.
Peluncuran buku digelar di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, pada hari Rabu, 24 Mei 2017 yang dibuka oleh Duta Besar Inggris untuk Indonesia, HMA Moazzam Malik. Kegiatan ini diawali dengan pengantar dari editor buku yaitu Catrini Kubontubuh dan Eka Budianta yang memaparkan latar belakang gagasan penulisan buku “Raffles dan Kita” dan memberikan apresiasi kepada 35 orang kontributor yang telah menyumbangkan tulisannya.
Selain buku “Raffles dan Kita” juga diluncurkan buku “Inggris di Jawa” karya Peter Carey. Buku ini merupakan terjemahan dari Babad Bedhah ing Ngayogyakarta (1816), sebuah babad berupa buku harian milik seorang pangeran sepuh di Keraton Yogyakarta, Pangeran Aryo Panular (1771-1826)- paman dari Pangeran Diponegoro, memberikan wawasan menarik tentang pendudukan Inggris di Jawa.
Peter Carey serta Farish Ahmad Noor-sejarawan dan analis politik dari Nanyang University, Singapura, memberikan pandangannya mengenai Raffles dan melanjutkannya dengan sesi tanya jawab. Peter Carey dalam paparannya mengakui kehebatan tulisan-tulisan yang dihasilkan oleh masyarakat Jawa dan para pemimpin muda mereka yang handal. Tulisan-tulisan inilah yang banyak dirangkum oleh Raffles dalam buku History of Java, namun tanpa menyebutkan narasumbernya sehingga mengarah kepada plagiarisme.
Dalam sesi diskusi, Farish Ahmad Noor menyebut Raffles sebagai sosok yang selalu berusaha mempromosikan diri sendiri, dan dengan kesombongannya menganggap dirinya adalah orang yang paling tahu tentang Jawa. Farish mengingatkan bahwa Raffles menulis buku History of Java sebagai laporan kepada pimpinannya. Buku ini bukan History of Java tapi History of Raffles yang menceritakan bagaimana perjalanan Raffles di Jawa. Walaupun demikian, buku ini mampu menjadi dasar perspektif bagi berbagai pihak dalam memahami hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat Jawa.
Acara ini telah mampu membuka pandangan baru dalam memahami sepak terjang Raffles dalam sejarah pendudukan Inggris di Jawa. Sisi positif yang kita dapatkan adalah semangat Raffles sebagai tokoh muda dalam memperjuangkan cita-citanya, serta pengaruh bukunya yang secara tidak langsung mengenalkan Jawa ke dunia. Sementara sisi lainnya yang perlu diketahui adalah ketidakterbukaan Raffles tentang sumber-sumber data yang dipergunakan dalam penyusunan bukunya. (CPK & RSM)