Orangutan merupakan salah satu kera besar dengan tingkat kecerdasan yang tinggi, berdampingan dengan simpanse dan gorila. Di alam liar, orangutan memiliki naluri alami untuk membangun sarang. Mereka dengan cerdas dapat memanfaatkan pohon beserta dahan, ranting, dan dedaunannya untuk membuat sarang tempat mereka tidur.

Orangutan umumnya akan membuat sarang pada pohon yang kuat. Mereka dapat menentukan kriteria pohon yang layak untuk dijadikan sarang (cerdas kan?). Orangutan akan mematahkan ranting kemudian disusun/dianyam.
Sarang orangutan bukanlah sembarang sarang. Ternyata, terdapat beberapa posisi sarang orangutan yang dibangun di atas pohon, yaitu:
- Posisi 1: Membangun sarang di dekat batang pohon utama.
Sarang dengan tipe ini biasanya dibangun oleh orangutan dengan memanfaatkan dahan yang besar. Kemudian di siku atau cabang pohon, mereka menyusun sarang dengan menambahkan ranting dan dedaunan.

- Posisi 2: Berada di tengah atau pinggir cabang pohon tanpa menggunakan percabangan lainnya.
Sarang dengan tipe tersebut dibangun oleh orangutan dengan memanfaatkan sebuah cabang pohon yang cukup kuat.
- Posisi 3: Menggabungkan 2 pohon atau lebih.
Orangutan juga mempunyai kebiasaan membuat sarang dengan memaanfaatkan 2 pohon atau lebih. Pada posisi ini, sarang terletak di antara 2 cabang atau lebih dari tepi pohon yang berlainan. Pohon biasanya ditarik oleh orangutan, kemudian disambung dengan antar percabangannya agar menyatu.

- Posisi 4: Dibangun di puncak pohon.
Pada posisi sarang ini, orangutan akan memilih pohon yang kuat dan berukuran besar. Sarang kemudian dibuat di puncak pohon dengan mempertimbangkan kekuatan dari puncak tersebut dan bagaimana potensinya terhadap hembusan angin.

Hal yang tidak kalah menarik lainnya adalah terdapat beberapa kelas sarang orangutan dilihat dari kondisi daun dan ranting yang dianyamnya, yaitu:
- Kelas 1: Dedaunan yang terdapat pada sarang semuanya masih berwarna hijau.

- Kelas 2: Dedaunan di sarang sebagian berwarna hijau, sebagian mulai menguning.

- Kelas 3: Dedaunan semuanya berwarna cokelat dan sarangnya belum berlubang.

- Kelas 4: Dedaunan hilang dan tersisa ranting, sarang mulai berlubang.

Bagaimana kekuatan sarang orangutan? Ternyata, sarang yang dibangun orangutan di habitat alaminya sangatlah kuat. Orangutan jantan dewasa dengan berat badan 100 kg ternyata tidak membuat sarangnya itu roboh. Sebuah cerita menarik dari Pak Odom selaku Manajer Operasional Pusat Suaka Orangutan (PSO) – ARSARI. Pada masanya, Pak Odom dengan berat badan 76 kg pernah mencoba naik dan duduk di atas sarang orangutan betina dewasa yang dibangun di atas pohon kayu rasak. Setelah dicoba, ternyata kuat.

Pada musim kemarau umumnya orangutan lebih banyak membuat sarang di pinggir sungai karena memudahkan mereka untuk mendapatkan air. Orangutan biasanya membuat sarang di siang hari. Orangutan mempunyai naluri untuk merawat dan melakukan peremajaan sarang, sehingga mereka sering kembali ke sarang lamanya untuk menambahkan dedaunan yang baru. Terkadang mereka membuat sarang sementara (tidak permanen) yang diperuntukkan untuk istirahat. Ternyata, orangutan juga bisa transit saat traveling (hehe).
Setelah selesai menggunakan sarang dan orangutan ingin pergi untuk menjelajah cakrawala dunia yang indah ini (ciee), sarangnya tidak dirusak. Jadi masih bisa dimanfaatkan orangutan atau satwa lainnya.

Bagaimana? Apakah ada yang tertarik mencoba the real rumah pohon?
Penulis: Odom dan Dika
Foto: Dokumentasi pribadi Odom