Jejak Perlawanan Begawan Pejuang
Hendra Esmara, Aristides Katoppo, Heru Cahyono
Sinar Harapan, 2000
Edisi revisi oleh Yayasan Arsari Djojohadikusumo, 2014
xvii, 504 hal., 21,5 cm
ISBN 979 416 632 4/978 979 416 6321
Bagi Sumitro Djojohadikusumo, human dignity (martabat manusia) dan social justice (keadilan sosial) adalah dua prinsip utama yang harus diperjuangkan dalam membela kebenaran dan keadilan. Walaupun ia harus rela mempertaruhkan dan megorbankan segala hal yang dimilikinya. Baginya suatu tindakan yang nyata adalah mengenai keserasian yang sempurna antara keharmonisan gagasan dan tindakan.
Atas dasar prinsip pengabdian dan perlawanan, ia ikhlas menanggung cap sebagai pemberontak, sewaktu melawan rezin Soekarno yang dianggapnya telah terlalu dekat dengan golongan Komunis.
Di kala senjanya, cobaan datang bagaikan badai menerpa keluarga Sumitro Djojohadikusumo. Namun, ia tidak merasa terpukul atau terguncang melihat keadaan yang dialami anak-anaknya. Ia selalu berujar pada anak-anaknya, “Be yourself. Ambil keputusan sendiri, lalu hadapi konsukuensi dan tanggung jawabnya, kalau salah, ya sudah. Jangan salahkan orang lain, dan jangan pula salahkan nasib buruk. Jangan minta dikasihani. Itu semata-mata konsekuensi dari keputusan sendiri.”