Siaran Pers
Dharmasraya, 12 Januari 2022, Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD)
ARSARI menerima satu individu Harimau Sumatera (Panthera tigris sumaterae) korban konflik
harimau-manusia dari Jorong Kayu Pasak Timur Nagari Salareh Aie Kecamatan Palembayan,
Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Sehari sebelumnya telah dilakukan evakuasi yang
dipimpin oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat (BKSDA Sumbar) melalui Resor
Konservasi Agam bersama Polsek Palembayan, Wali Nagari Salareh Aia, serta masyarakat sekitar.
Yayasan ARSARI Djojohadikusumo (YAD) selaku pengelola PR-HSD ARSARI mengirimkan Drh.
Daniel Sianipar untuk memimpin tim medis dalam proses penyelamatan harimau tersebut.
“Proses evakuasi dilakukan selama lebih dari 15 jam dan kami bersyukur Tim Evakuasi dan satwa
tiba dengan selamat di PR-HSD, Dharmasraya dini hari pada Rabu, 12 Januari 2021 pukul 2.30
WIB”, ungkap Catrini Kubontubuh, Direktur Eksekutif YAD.
Harimau Sumatera yang diberi nama Puti Maua Agam berjenis kelamin betina dan diperkirakan
berumur 3 tahun. “Ia pertama kali muncul pada tanggal 30 November 2021, dan langsung
ditangani oleh Tim BKSDA Sumbar melalui Resor Konservasi Agam bersama Tim Patroli Anak
Nagari (PAGARI) yang melakukan penggiringan dengan bunyi-bunyian selama lebih dari 40 hari,”
jelas Ardi Andono, Kepala BKSDA Sumbar. Diduga Puti Maua Agam turun dari hutan Cagar Alam
Maninjau karena kekurangan pakan akibat penyakit African Swine Fever (ASF) yang menyebabkan
kematian masal babi hutan di Agam sebanyak kurang lebih 50 ekor. “Karena harimau tetap
mendekat ke pemukiman, maka kami putuskan untuk memasang kandang jebak yang dimasuki
harimau pada hari Senin (10/01/2022) pukul 14.00 WIB,” pungkas Ardi.
Tim PR-HSD tiba di lokasi keesokan harinya untuk melakukan observasi satwa. “Melalui koordinasi
antara BKSDA, PR-HSD ARSARI, dan masyarakat serta hasil observasi, maka diputuskan harimau
ditranslokasi ke PR-HSD ARSARI untuk direhabilitasi lebih lanjut,” jelas Drh. Patrick Flagellata,
Manager Operasional PR-HSD ARSARI.
Saat tiba di PR-HSD ARSARI, kondisi Puti Maua Agam terpantau stabil walau dalam perjalanan
yang sangat melelahkan. “Observasi awal ia teramati mengalami dehidrasi dan luka superficial
pada kulit, selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan medis keseluruhan untuk mengetahui
keadaannya lebih detail.” terang drh. Daniel Sianipar, Tim Medis PR-HSD ARSARI.
Harimau Sumatera adalah satwa dilindungi berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan nomor 106/2018, dan salah satu penyebab utamanya adalah populasi yang kian lama
kian terancam. “ Kita semua menyambut baik adanya upaya bersama dalam melestarikan satwa
liar nan unik ini, melalui terbitnya Surat Edaran Gubernur Sumatera Barat kepada pimpinan
daerah kabupaten/kota nomor 522.5/3545dishut-2021 tertanggal 14 Desember 2021 tentang
pelestarian Harimau Sumatera,” ungkap Hashim Djojohadikusumo, Ketua YAD secara terpisah.
“Penyelamatan harimau merupakan tanggung jawab bersama dan seluruh para pihak wajib
membantu dalam menyelesaikan konflik harimau dengan manusia,” jelas Wiratno, Dirjen
Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem yang turut memantau proses penyelamatan
harimau Puti Maua Agam dari Kantor KLHK
Informasi lebih lanjut:
drh. Patrick Flagellata (Manager Operasional, PR-HSD ARSARI): 082158971307
Tito Suryawan (Media dan Komunikasi, YAD): 08579485030