Senin, 22 Mei 2017 bertempat di Galeri dan Museum Cemara 6, Jalan HOS Cokroaminoto 9-11, Menteng, Jakarta Pusat, Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) bekerjasama dengan PT Tidar Kerinci Agung (TKA) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengadakan kegiatan Forum Diskusi “Upaya Konservasi Harimau Sumatera di Indonesia”. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai wadah urun rembug para pemangku kepentingan dan praktisi pelestari Harimau Sumatera untuk memberikan masukan bagi peningkatan upaya pelestarian Harimau Sumatera, sekaligus memperkenalkan Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera di Dharmasraya (PR-HSD) atas kerjasama BKSDA Sumatera Barat dan PT. TKA dengan pengelolaan oleh YAD.
Diskusi dimulai pukul 09.00 WIB, diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan doa bersama yang dipimpin oleh Eka Budianta. Setelah laporan dari Catrini Kubontubuh selaku Direktur Eksekutif YAD, acara dibuka secara resmi oleh perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan yaitu Kepala BKSDA Sumbar, Drs. Toto Indraswanto, M.sc. “Prosedur Penyelamatan Harimau Sumatera” adalah paparan kunci yang disampaikan Kepala BKSDA Sumbar yang mengingatkan tingkat konflik antara manusia dengan Harimau Sumatera yang masih tinggi, tercatat antara tahun 2001 -2016 akibat konflik 130 ekor Harimau Sumatera mati. Sementara sebaran konflik hampir merata dari Aceh sampai ke Lampung. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di sisi lain telah membuat target peningkatan populasi Harimau Sumatera antara tahun 2014-2019 sebanyak 10% dari jumlah 350 ekor berdasarkan data hasil penelitian tahun 2014.
Setelah paparan kunci yang disampaikan oleh Pak Toto, presentasi dengan moderator Eka Budianta dilanjutkan berturut-turut oleh narasumber DR. Drh. Ligaya Ita Tumbelaka, SpMP, M.sc, dari Fakultas Kedokteran Hewan IPB dengan topik “Pengaturan Populasi Harimau Sumatera di Lembaga Konservasi”; Drh. Munawar Kholis dari Forum Harimau Kita dengan topik “Monitoring sebelum dan sesudah lepas liar Harimau Sumatera”; “Konsep “SEHAT” Harimau Sumatera” oleh Drh. Andita Septiandini, Site Manager PR-HSD yang diwakili oleh Drh. Deny Rahmadani; “Rehabilitasi Harimau Sumatera” oleh Drh. Wisnu Wardana dari Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI); “Penyelamatan Harimau Sumatera” oleh Rusdiyan P. Ritonga, SP dari BKSDA Sumbar; “Pelepasliaran Harimau Sumatera” oleh Drh. Wulan Pusparini, M.Si. Terdapat pula sesi khusus mengenai kesan-kesan dalam Lepas Liar Harimau Sumatera “Gadih Liku” yang telah dilepasliarkan pada tanggal 30 Agustus 2016 di area Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) berbatasan dengan Hutan Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo di area PT TKA. Sesi ini menghadirkan para pelaku yang terlibat dalam proses tersebut, yaitu Drh. Idham Fahmi dari Rumah Sakit Hewan Sumatera Barat, Drh. Ahmad Faisal dari Zoological Society of London (ZSL), Anwar Gani dari Pusat Kesehatan Hewan Bukittinggi dan Salpa Yanri dari Institution Conservation Society (ICS), dengan moderator Catrini Kubontubuh.
Sesi terakhir sebelum penutupan acara Forum Diskusi ini pada pukul 17.00 WIB adalah diskusi kelompok yang dibagi menjadi 3 kelompok sesuai lingkup kegiatan konservasi harimau Sumatera yaitu 3 R yang terdiri dari RESCUE (penyelamatan), REHABILITATION (rehabilitasi), dan RELEASE (pelepasliaran). Diskusi diikuti dengan penuh semangat oleh para peserta yang merupakan perwakilan dari Persatuan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI), Taman Safari Indonesia (TSI), Sinarmas Forestry, Asia Pulp and Paper (APP), Bali Zoo, ASTI, Lembaga Eijkman, Barumun, WWF, Forum Harimau Kita, YABI, PDHI, ICS, ZSL-IP, SATWA POLRI, Faunaland Ancol dan lain-lain. (CPK & AL)