Siaran Pers 26 Juli 2013
SUDAH WAKTUNYA KITA LEBIH PEDULI PADA UPAYA LESTARIKAN KARYA SENI ANAK BANGSA:
Yayasan Arsari Djojohadikusumo, yang didirikan oleh Hashim Djojohadikusumo membantu melakukan restorasi lukisan-lukisan karya Raden Saleh yang dikoleksi Istana Negara
Jakarta, — Karya lukis Raden Saleh, merupakan karya seni bernilai tinggi sangat dihargai di dunia internasional. Raden Saleh (1807 – 1880) dianggap sebagai pionir dari tokoh seni lukis modern Indonesia. Berbagai penghargaan dan kegiatan apresiasi terhadapnya lebih banyak dilakukan oleh kalangan internasional. “Sebab itu, Yayasan Arsari Djojohadikusumo sangat berbesar hati apabila dapat membantu restorasi karya Raden Saleh yang ada di Istana Negara,” kata Hashim Djojohadikusumo, ketua Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) dalam penjelasannya di Jakarta (26/7). “Restorasi ini akan menjadi tonggak dari upaya pelestarian karya Raden Saleh oleh bangsa Indonesia sendiri,” katanya.
Menurut informasi dari Depdikbud ada 17 lukisan karya Raden Saleh tersebar di seluruh Istana Negara yakni di Jakarta, Bogor, Yogyakarta, dan Tampak Siring.
Pada tahap pertama, Koleksi Raden Saleh yang akan dibantu restorasi adalah koleksi-koleksi yang sekarang ada dalam koleksi Istana Negara dan Istana Bogor. Program ini dilaksanakan dalam kerjasama antara YAD dengan Goethe Institut Indonesia. “Persiapan sudah dilakukan sejak tiga bulan lalu melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Akan tetapi, kami baru mengetahui bahwa perijinan untuk itu harus melalui Sekretariat Negara,” kata Catrini Kubontubuh, Direktur Eksekutif YAD. Untuk itu, Surat Permohonan ijin telah dilayangkan kepada pihak Setneg (24/7). “Kami berterima kasih atas respons positif Setneg dan berharap perijinan segera diperoleh, karena ahli restorasi yang khusus didatangkan dari Jerman sudah ada di Indonesia sejak bulan Juni lalu,” ujar Catrini.
Dalam kerjasama dengan Goethe Institut Indonesia, telah ditunjuk Susanne Erhards, seorang ahli restorasi lukisan papan atas berkebangsaan Jerman. Karya-karya restorasinya sudah terbukti baik. “Kekuatan Susanne adalah keberaniannya untuk mempertahankan keaslian ketimbang upaya mempercantik lukisan,” jelas Catrini.
Sebelumnya ditahun 2012, Susanne sudah pernah melakukan restorasi tahap awal (pembersihan awal) lukisan Raden Saleh yaitu “Penangkapan Pangeran Diponegoro” yang berada di Istana Negara Jakarta. “Lukisan ini yang akan dibantu YAD restorasinya, karena Susanne sudah pernah diverifikasi, hal ini menambah rasa aman dan nyaman,” jelasnya.
Program ini merupakan bagian dari misi YAD untuk ikut melestarikan pusaka (heritage) karya anak bangsa. “Harapan kami adalah bahwa kegiatan dan upaya pelestarian karya Raden Saleh ini dapat mendorong para ahli terkait di Indonesia untuk mulai mengasah dan meningkatkan pengetahuannya dalam menjaga aset pusaka nasional khususnya berbagai lukisan berharga yang berada di Indonesia.
Tentang Yayasan Arsari Djojohadikusumo (d/h YKHD)
Dibentuk di awal 2006 dengan nama Yayasan Keluarga Hashim Djojohadikusumo (YKHD). Kemudian sejak 1 November 2009 menggunakan nama Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD). Yayasan ini merupakan pengembangan dari berbagai kegiatan sosial pribadi keluarga Hashim Djojohadikusumo. Kegiatan Yayasan Arsari Djojohadikusumo antara lain adalah: 1. Memberi bantuan di bidang pendidikan dan beasiswa pendidikan untuk SD, SMP, dan SMK secara umum dan S1, S2, serta S3 di bidang Sastra Indonesia, Sastra Nusantara, Arkeologi, Paleoantropologi dan Sejarah, membangun berbagai sarana dan prasarana pendidikan, memberi penghargaan dan peningkatan kesejahteraan bagi para pendidik; 2. Meningkatkan kesehatan dan gizi anak-anak dari kalangan masyarakat kurang mampu; 3. Membantu upaya pelestarian budaya seperti museum dan benda-benda bersejarah; 4. Bantuan bencana alam dan 5. Penyelamatan Gajah Sumatra, Orangutan Borneo, dan Beruang Madu di Kalimantan serta Harimau Sumatera.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:
N. Arya Subamia
Tel. : +62 811 919995
Email : arya@yad.or.id