Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi menemukan perubahan pada pola perilaku harimau Sumatera. “Harimau itu tampak tidak takut bahkan tidak mau lari bila ketemu dengan manusia,” kata Kepala BKSDA Jambi, Trisiswo, Ahad, 17 Februari 2013. “Ini sangat membahayakan.”
Padahal selama ini, lanjut dia, harimau Sumatera yang hidup di kawasan hutan Provinsi Jambi, biasanya lari jika melihat manusia. Trisiswo menambahkan, banyak kejadian dalam beberapa waktu terakhir harimau Sumatera sering konflik dengan warga.
Menurut Trisiswo, sifat harimau sekarang ini cenderung sama dengan sifat anjing galak. Jika sering terjadi konflik antar harimau dengan manusia, maka populasi harimau akan habis. Dalam setengah tahun terakhir, sedikitnya terjadi empat kali konflik antara harimau dan manusia.
Pertama, sekitar pertengahan tahun 2012, terjadi konflik antarharimau dengan warga Kabupaten Merangin, mengakibatkan seorang warga tewas. Berikutnya, pada awal Februari 2013, selang waktu satu pekan, dua orang warga Dusun Mudo, Kecamatan Tungkalulu, Kabupaten Tanjungjabung Barat, mengalami luka cakar.
Tiga hari lalu, warga Kecamatan petaling, Kabupaten Muarojambi, kepergok dengan harimau. Anehnya, harimau itu seperti jinak dan tak takut apalagi lari. Trisiswo mengatakan jumlah harimau Sumatera yang ada di Provinsi Jambi sekitar 30-40 ekor. Kehidupan mereka sangat terdesak karena tempat hidup yang semakin sempit.
Trisiswo menambahkan, dalam waktu dekat akan mengumpulkan para ahli dari forum harimau, gajah, perguruan tinggi, pemerintah daerah dan perusahaan perkebunan swasta yang memiliki lahan usaha di dekat habitat harimau, untuk mencari jalan keluar agar habitat harimau kembali. (Tempo 18/2/2013)